Nokia Bangkit Merambah Bisnis Digital Gandeng Telkomsel
Nokia Merambah Bisnis Digital Gandeng Telkomsel - Sekitar 300 pengembang aplikasi untuk telepon seluler Nokia dengan
sistem operasi Windows Phone 8 meriung di ruang ballroom Hotel JS
Luwansa, Jakarta, Jumat pekan lalu. Mereka merupakan bagian dari sekitar 5.500 pengembang aplikasi
binaan Nokia. Sejak dua setengah tahun lalu, Nokia memang getol mencari
pengembang lokal berbakat untuk dididik.
Berkumpulnya mereka di sana, menurut Narenda Wicaksono, Developer Manager Nokia, terbilang langka. Apalagi ini bertepatan dengan peluncuran produk terbaru Nokia, Lumia 520.
Narenda menyatakan para pengembang ini hadir untuk memeriahkan acara peluncuran dan mereka tak diwajibkan membeli produk ini. "Kalau tujuannya sekadar itu, ya kecil-lah."
Nokia, yang pernah merajai pasar ponsel, sedang berusaha bangkit. Perusahaan asal Finlandia ini pernah tercatat sebagai perusahaan pembuat ponsel terbesar di dunia pada 1998-2012.
Namun, sejak lima tahun lalu, posisinya terus menurun. Apple, Samsung, dan LG, secara perlahan menggantikan posisi Nokia berkat ponsel cerdas berlayar sentuh.
Di bawah kepemimpinan CEO Stephen Elpo, Nokia memilih Windows Phone dari Microsoft untuk menggantikan Symbian, yang dinilai sulit bersaing melawan sistem operasi lain.
Agar ekosistem Windows Phone kian menarik, Nokia berkepentingan untuk melengkapinya dengan berbagai aplikasi dan game guna memuaskan para pembeli ponsel Nokia.
Menurut Narenda, jumlah ponsel Windows Phone memang belum banyak. "Tapi perlu Anda ketahui, para penggunanya adalah orang-orang pengambil keputusan," kata dia.
Artinya, pengguna ponsel Nokia adalah mereka yang memiliki uang untuk berbelanja berbagai aplikasi dan game di Windows Phone Store.
Untuk mempermudah pembelian aplikasi tersebut, Nokia pun menggandeng Telkomsel. "Pembayaran bisa dengan memotong pulsa," kata Narenda.
Edward Ying, Direktur Perencanaan dan Transformasi Telkomsel, mengakui bahwa pihaknya juga berkepentingan untuk mengembangkan layanan baru, yakni data.
Menurut dia, bisnis baru ke depan adalah penjualan aplikasi, iklan, dan layanan pembayaran. Ini terkait dengan semakin menurunnya pendapatan dari layanan voice dan SMS.
"Tahun ini perusahaan akan semakin agresif mengembangkan layanan ini," kata Edward, sambil menyebutkan beberapa layanan konten, antara lain UseeTV dan Qbaca.
Menurut Jajang Munajat, Head of Mobile Games and Entertainment Division Telkomsel, perusahaan pelat merah ini bakal menggenjot industri kreatif digital dengan berbagai strategi.
Penggunaan application programming interface, yang memudahkan para pengembang untuk berinteraksi dengan pelanggan Telkomsel, adalah salah satunya.
Proyek ini disebut Teman Dev, singkatan dari Telkomsel Application Developer. Telkomsel akan membantu para pengembang dengan data pelanggannya yang gemar mengunduh aplikasi dan menggunakan layanan data. "Nanti keuntungannya kita bagi dua," kata Jajang
Tak hanya itu, para pengembang yang memiliki aplikasi bagus akan dipromosikan untuk mengikuti lomba di tingkat nasional, regional, dan internasional. Telkomsel menjadi sponsornya. BUDI RIZA
Berkumpulnya mereka di sana, menurut Narenda Wicaksono, Developer Manager Nokia, terbilang langka. Apalagi ini bertepatan dengan peluncuran produk terbaru Nokia, Lumia 520.
Narenda menyatakan para pengembang ini hadir untuk memeriahkan acara peluncuran dan mereka tak diwajibkan membeli produk ini. "Kalau tujuannya sekadar itu, ya kecil-lah."
Nokia, yang pernah merajai pasar ponsel, sedang berusaha bangkit. Perusahaan asal Finlandia ini pernah tercatat sebagai perusahaan pembuat ponsel terbesar di dunia pada 1998-2012.
Namun, sejak lima tahun lalu, posisinya terus menurun. Apple, Samsung, dan LG, secara perlahan menggantikan posisi Nokia berkat ponsel cerdas berlayar sentuh.
Di bawah kepemimpinan CEO Stephen Elpo, Nokia memilih Windows Phone dari Microsoft untuk menggantikan Symbian, yang dinilai sulit bersaing melawan sistem operasi lain.
Agar ekosistem Windows Phone kian menarik, Nokia berkepentingan untuk melengkapinya dengan berbagai aplikasi dan game guna memuaskan para pembeli ponsel Nokia.
Menurut Narenda, jumlah ponsel Windows Phone memang belum banyak. "Tapi perlu Anda ketahui, para penggunanya adalah orang-orang pengambil keputusan," kata dia.
Artinya, pengguna ponsel Nokia adalah mereka yang memiliki uang untuk berbelanja berbagai aplikasi dan game di Windows Phone Store.
Untuk mempermudah pembelian aplikasi tersebut, Nokia pun menggandeng Telkomsel. "Pembayaran bisa dengan memotong pulsa," kata Narenda.
Edward Ying, Direktur Perencanaan dan Transformasi Telkomsel, mengakui bahwa pihaknya juga berkepentingan untuk mengembangkan layanan baru, yakni data.
Menurut dia, bisnis baru ke depan adalah penjualan aplikasi, iklan, dan layanan pembayaran. Ini terkait dengan semakin menurunnya pendapatan dari layanan voice dan SMS.
"Tahun ini perusahaan akan semakin agresif mengembangkan layanan ini," kata Edward, sambil menyebutkan beberapa layanan konten, antara lain UseeTV dan Qbaca.
Menurut Jajang Munajat, Head of Mobile Games and Entertainment Division Telkomsel, perusahaan pelat merah ini bakal menggenjot industri kreatif digital dengan berbagai strategi.
Penggunaan application programming interface, yang memudahkan para pengembang untuk berinteraksi dengan pelanggan Telkomsel, adalah salah satunya.
Proyek ini disebut Teman Dev, singkatan dari Telkomsel Application Developer. Telkomsel akan membantu para pengembang dengan data pelanggannya yang gemar mengunduh aplikasi dan menggunakan layanan data. "Nanti keuntungannya kita bagi dua," kata Jajang
Tak hanya itu, para pengembang yang memiliki aplikasi bagus akan dipromosikan untuk mengikuti lomba di tingkat nasional, regional, dan internasional. Telkomsel menjadi sponsornya. BUDI RIZA